Jika Harus Memilih
Apakah benar ada yang namanya cinta? Atau hanya sekedar suka yg diembel embeli jadi cinta.
Aku akhirnya mengerti, kenapa dalam menjalani hidup selalu punya dua pilihan atau lebih. Itu karena semua pilihan dikembalikan kepada sang pemilih. Ia akan memilih apa dan menanggung konsekuensinya. Begitu pula dalam hal berpacaran.
Aku punya seorang sahabat yang bernama Nurma. Aku biasa memanggilnya dengan sapaan Uma. Dia adalah sosok wanita yg mengaku belum pernah pacaran dan akan terus seperti itu sampai jodohnya benar benar muncul ketika ada seorang lelaki yg datang melamarnya. Ia tentunya penasaran dengan rasa 'pacaran' yang selama ini sering ia lihat dari teman temannya. Namun rasa itu entah bagaimana bisa ia pendam dan tetap istiqomah pada pendirian bahwa pacaran bukanlah bagian dari perjalanan hidupnya. Hebat bukan?
Lalu pertanyaan selanjutnya. Apa konsekuensi dari tidak pacaran? Tidak banyak yang dapat aku jelaskan mengenai ini karena setiap orang punya cara berpikir yang berbeda beda hanya saja aku tahu bahwa tidak pacaran berarti siap hidup mandiri, jomblo dan tidak punya pengalaman kisah cinta pada peralihan usia remaja ke dewasa. Lalu apa itu sebuah kelemahan? Jawabannya terserah anda.
Kemudian. Pilihan selanjutnya adalah pacaran. Pacaran adalah fase kebahagian sementara yang dirasakan oleh si cowok atau cewek ketika hubungan mereka masih baru dan masih dalam jenjang kasmaran (paling tidak fase ini bertahan hingga 6 bulan). Selebihnya adalah fase kesengsaraan dimana hidup kamu akan sepenuhnya diatur oleh pasangan kamu. Mulai dari jalan, hobi, makan, bakat, penampilan, gaya berbicara, cara sms yang baik, cara duduk, cara menatap, dan seabrek hal rumit lainnya yang sebelumnya dapat anda lakukan dengan bebas ketika masih jomblo.
Aku termasuk pada pilihan kedua kawan. Memilih jalan hidup dengan mencoba pacaran. Lalu hal hal yang aku sebutkan diatas merupakan pengalaman pribadi. Disaat menulis ini aku berusaha menahan hati agar tidak lepas ketika mengutarakan dan menuliskan sesuatu. Sebab aku dalam kondisi yang orang orang pacaran sebut kondisi 'putus' yang berarti telah mengakhiri masa pacaran dengan satu makhluk lain yang berbeda karakter dan mengakhiri semua akting dan kepalsuan yang ada selama pacaran.
Memang benar bahwa kita selalu berusaha tampil perfect sehingga menutupi sifat asli kita di depan sang pacar. Apa tidak capek? Apa harus seperti itu?
Masih terdapat beberapa kesesakan di hati bahwa putus adalah mengakhiri hubungan dengan seseorg yang sebelumnya telah mampir di kehidupan kita dan menjalani waktu bersama dibeberapa hari, bulan ataupun tahun. Seseorang yang bukan hubungan darah yang coba kita rekatkan dalam ikatan hati yang dalam. (Maaf.. aku memang penikmat kata 'yang' jadi maklum kalau kata tersebut acap kali berlebih - skefo).
Seperti ada yang hilang atau kadang kadang ada yang kita rindukan ketika kita akhirnya memilih berjalan sendiri dari pada melanjutkan sebuah hubungan. Entah apa alasan kita berpisah. Mulai dari hal baik sampai hal buruk sedikitpun. Manusia tidak jauh beda dengan hewan peliharaan yang manja. Artinya ketika kita pada awalnya menjalani hidup dan menghabiskan waktu bersama pacar kita melalui semua momen berdua mulai dari makan, minum, nonton, jalan dan lain sebagainya. Maka ketika kita putus hal hal tersebut terkadang masih kita rindukan. Ini yang orang orang sebut fase galau dan konsekuensi dari berpacaran.
Entah ini adalah rasa galau yang keberapa? Sebab masa pacaran tak hanya sekali kulakukan. Namun baru sekarang aku sadar. Kali ini galau yang kurasakan berbeda. Mengindikasikan bahwa semakin dewasa maka semakin besar hasrat kita buat serius mencari calon istri ataupun suami sehingga ketika kita putus maka rasa galau yang ada benar benar menyakitkan. Karena rasa suka dan perhatian yang begitu besar kepada pasangan atau pacar kita.
Dulu tak pernah sesakit ini.
Lalu yg menjadi pertanyaan. Apakah yang kita rasakan dengan pacar kita adalah benar cinta? apakah itu berarti bahwa orang yang tidak memilih pacaran tidak pernah mendapatkan cintanya?
Menurut penilaian dan pengalaman yang aku rasa. Bahwa itu bukanlah cinta. Cinta yang sering kita umbar atau sebut kepada pacar kita adalah bagian dari sugesti yang coba kita tanamkan pada diri kita dan pasangan kita yang sebelumnya rasa itu tidak pernah ada. Hanya saja kita berusaha menanamkan rasa yang kita sebut 'cinta' itu ke dalam hati kita karena ada faktor lainnya seperti kita merasa cocok dengan orang tersebut karena ia cantik, tampan, gagah, kaya, humoris, berbakat, cerdas dan sebagainya.
Sementara cinta itu murni tanpa ada faktor pendukungnya. Seperti kecintaan kita kepada Tuhan, kedua orang tua dan saudara kandung kita. Dan tak perlu mengungkapkan dan mengumbar rasa cinta ketika berada bersama mereka. Sebab rasa itu nyata dan benar kita rasakan.
Selama ini kita hanya mencoba menciptakan 'cinta' yang salah.
Banyak yang bilang 'hidup hanya sekali. Jadi nikmatilah hidupmu'. So. Kenikmatan hidup ada ditanganmu. Banyak pilihan di luar sana yang telah tersedia diantara yaitu anda memilih terus pacaran, akan pacaran, atau menikmati hidupmu dengan status jomblo tapi bahagia? Pilihan ada di tangan anda.
Aku akhirnya mengerti, kenapa dalam menjalani hidup selalu punya dua pilihan atau lebih. Itu karena semua pilihan dikembalikan kepada sang pemilih. Ia akan memilih apa dan menanggung konsekuensinya. Begitu pula dalam hal berpacaran.
Aku punya seorang sahabat yang bernama Nurma. Aku biasa memanggilnya dengan sapaan Uma. Dia adalah sosok wanita yg mengaku belum pernah pacaran dan akan terus seperti itu sampai jodohnya benar benar muncul ketika ada seorang lelaki yg datang melamarnya. Ia tentunya penasaran dengan rasa 'pacaran' yang selama ini sering ia lihat dari teman temannya. Namun rasa itu entah bagaimana bisa ia pendam dan tetap istiqomah pada pendirian bahwa pacaran bukanlah bagian dari perjalanan hidupnya. Hebat bukan?
Lalu pertanyaan selanjutnya. Apa konsekuensi dari tidak pacaran? Tidak banyak yang dapat aku jelaskan mengenai ini karena setiap orang punya cara berpikir yang berbeda beda hanya saja aku tahu bahwa tidak pacaran berarti siap hidup mandiri, jomblo dan tidak punya pengalaman kisah cinta pada peralihan usia remaja ke dewasa. Lalu apa itu sebuah kelemahan? Jawabannya terserah anda.
Kemudian. Pilihan selanjutnya adalah pacaran. Pacaran adalah fase kebahagian sementara yang dirasakan oleh si cowok atau cewek ketika hubungan mereka masih baru dan masih dalam jenjang kasmaran (paling tidak fase ini bertahan hingga 6 bulan). Selebihnya adalah fase kesengsaraan dimana hidup kamu akan sepenuhnya diatur oleh pasangan kamu. Mulai dari jalan, hobi, makan, bakat, penampilan, gaya berbicara, cara sms yang baik, cara duduk, cara menatap, dan seabrek hal rumit lainnya yang sebelumnya dapat anda lakukan dengan bebas ketika masih jomblo.
Aku termasuk pada pilihan kedua kawan. Memilih jalan hidup dengan mencoba pacaran. Lalu hal hal yang aku sebutkan diatas merupakan pengalaman pribadi. Disaat menulis ini aku berusaha menahan hati agar tidak lepas ketika mengutarakan dan menuliskan sesuatu. Sebab aku dalam kondisi yang orang orang pacaran sebut kondisi 'putus' yang berarti telah mengakhiri masa pacaran dengan satu makhluk lain yang berbeda karakter dan mengakhiri semua akting dan kepalsuan yang ada selama pacaran.
Memang benar bahwa kita selalu berusaha tampil perfect sehingga menutupi sifat asli kita di depan sang pacar. Apa tidak capek? Apa harus seperti itu?
Masih terdapat beberapa kesesakan di hati bahwa putus adalah mengakhiri hubungan dengan seseorg yang sebelumnya telah mampir di kehidupan kita dan menjalani waktu bersama dibeberapa hari, bulan ataupun tahun. Seseorang yang bukan hubungan darah yang coba kita rekatkan dalam ikatan hati yang dalam. (Maaf.. aku memang penikmat kata 'yang' jadi maklum kalau kata tersebut acap kali berlebih - skefo).
Seperti ada yang hilang atau kadang kadang ada yang kita rindukan ketika kita akhirnya memilih berjalan sendiri dari pada melanjutkan sebuah hubungan. Entah apa alasan kita berpisah. Mulai dari hal baik sampai hal buruk sedikitpun. Manusia tidak jauh beda dengan hewan peliharaan yang manja. Artinya ketika kita pada awalnya menjalani hidup dan menghabiskan waktu bersama pacar kita melalui semua momen berdua mulai dari makan, minum, nonton, jalan dan lain sebagainya. Maka ketika kita putus hal hal tersebut terkadang masih kita rindukan. Ini yang orang orang sebut fase galau dan konsekuensi dari berpacaran.
Entah ini adalah rasa galau yang keberapa? Sebab masa pacaran tak hanya sekali kulakukan. Namun baru sekarang aku sadar. Kali ini galau yang kurasakan berbeda. Mengindikasikan bahwa semakin dewasa maka semakin besar hasrat kita buat serius mencari calon istri ataupun suami sehingga ketika kita putus maka rasa galau yang ada benar benar menyakitkan. Karena rasa suka dan perhatian yang begitu besar kepada pasangan atau pacar kita.
Dulu tak pernah sesakit ini.
Lalu yg menjadi pertanyaan. Apakah yang kita rasakan dengan pacar kita adalah benar cinta? apakah itu berarti bahwa orang yang tidak memilih pacaran tidak pernah mendapatkan cintanya?
Menurut penilaian dan pengalaman yang aku rasa. Bahwa itu bukanlah cinta. Cinta yang sering kita umbar atau sebut kepada pacar kita adalah bagian dari sugesti yang coba kita tanamkan pada diri kita dan pasangan kita yang sebelumnya rasa itu tidak pernah ada. Hanya saja kita berusaha menanamkan rasa yang kita sebut 'cinta' itu ke dalam hati kita karena ada faktor lainnya seperti kita merasa cocok dengan orang tersebut karena ia cantik, tampan, gagah, kaya, humoris, berbakat, cerdas dan sebagainya.
Sementara cinta itu murni tanpa ada faktor pendukungnya. Seperti kecintaan kita kepada Tuhan, kedua orang tua dan saudara kandung kita. Dan tak perlu mengungkapkan dan mengumbar rasa cinta ketika berada bersama mereka. Sebab rasa itu nyata dan benar kita rasakan.
Selama ini kita hanya mencoba menciptakan 'cinta' yang salah.
Banyak yang bilang 'hidup hanya sekali. Jadi nikmatilah hidupmu'. So. Kenikmatan hidup ada ditanganmu. Banyak pilihan di luar sana yang telah tersedia diantara yaitu anda memilih terus pacaran, akan pacaran, atau menikmati hidupmu dengan status jomblo tapi bahagia? Pilihan ada di tangan anda.
Komentar
Posting Komentar